Kamis, 15 Oktober 2009

Pameran seni rupa ”DIALOG PURBA”


Tempat: Ars Longa (Ruang Seni) Jl.Mantrigawen No.11 Yogyakarta
Tanggal/Waktu: 24 Oktober jam 19:30 sampai
30 Oktober jam 21:00
Konsep Pameran
”DIALOG PURBA” merupakan idiom yang kami ambil untuk mewadahi dan menjembatani kami dalam pameran yang akan kami selenggarakan. Didalam tema tersebut mengalami suatu keambiguitasan tema yang bisa dibenturkan dalam konflik yang sangat luas dari kami berproses seni rupa.Dari luasnya pemaknaan tersebut kami berharap munculnya berbagai gagasan atau ide dalam berkarya, sehingga menjadikan penggalian konsep berkarya tidak terbatas.DIALOG PURBA menurut konsep dalam sudut pandang kami, DIALOG PURBA merupakan bagian sebuah kepentingan berkomunikasi manusia sudah berpijak didunia-sebelum mengenal / bersepakat mengenai komunikasi verbal (dialog), manusia hanya mampu berkomunikasi melalui suatu ekspresi gerak, Dimana gerak tubuh berfungsi sebagai sarana transformasi komunikasi. Bahasa tubuh selain dipraktekan oleh manusia yang normal, juga hampir sering dipraktekan oleh manusia yang cacat ( tuna wicara) sebagai komunikasi alternatif. Gerak dan sikap dianggap bisa mewakili dalam menyampaikan suatu pesan antara manusia satu dengan manusia lainnya. Maka kita sadari dari situlah akan terjadi kesepakatan bahasa ungkap melalui sebuah isyarat. Manusia berpikir, merasa, dan bersikap melalui ungkapan-ungkapan yang simbolis. Di zaman modern seperti sekarang ini komunikasi biasa dilalukan dengan bahasa verbal dan nonverbal. Bahasa verbal yang sering dipakai dalam kehidupan sehari hari menyimpan banyak interpretasi, antara kejujuran dan ketidak jujuran, yang sulit dideteksi kesungguhan akan kebenarannya. Sedangkan dalam bahasa tubuh, dimana keterlibatan ungkapan perasaan dan emosi manusia didalamnya sangat dominan sehingga sulit melawan kejujuran bahasa tubuh itu sendiri.


Sambutan Ruang Seni

DIALOG PURBA “Komunikasi, Bahasa & Rupa”

Kadang seniman memperoleh ide dari membaca buku, menonton film, mendengarkan musik, menyelami realitas sosialnya, atau dengan cara lainya. Sejatinya ide tak pernah bisa berdiri sendiri, ada keterlibatan antara kondisi obyektif dan cara berfikir senimanya. Dalam taraf tertentu sebenarnya nilai yang paling dihargai dalam seni itu adalah, keterlibatan pikiran seniman dalam mengolah “sesuatu” menjadi bentuk visual yang mempunyai makna dan nilai seni. Maka dari itu seniman dituntut untuk selalu meningkatkan daya cipta kreatifnya.
Kali ini tujuh seniman muda yang tergabung dalam kelompok “Gir” menyelenggarakan pameran seni di Ars Longa [ruang seni] Yogyakarta dengan tajuk “Dialog Purba”.
Mungkinkah kelompok Akar Timang ini ingin merekontruksi bangunan komunikasi manusia pada awal sejarah sampai masa moderen ini melalui media seni. Sangat luas memang, mungkin kita harus berdebat dahulu tentang filsafat bahasa dan sejarah manusia untuk bisa mengetahui apakah dan bagaimanakah “Dialog Purba “ secara mendetail. Mungkin “Dialog Purba” disini bukan berarti harafiah tentang bagaimana manusia purba itu berkomunikasi. Dan kelompok Akar Timang ini mungkin juga tidak akan mengetengahkan visualisasi tentang rekontruksi bahasa dan sejarah manusiapada karya-karyanya.
Mungkin maksud mereka memberi tajuk “Dialog Purba” pada pameran ini adalah, ingin mengkomunikasikan gagasan kreatif dalam bentuk seni rupa yang mempunyai spirit bahasa simbol yang tumbuh pada awal sejarah manusia. Artinya menjadikan bentuk-bentuk dialog purba sebagai ide dasar dalam proses krearif mereka.
Dalam seni bahasa simbol memang mempunyai peran yang sangat penting, simbol merupakan penyederhanaan dari bentuk yang kompleks, dan dengan bahasa simbol memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan baik walau terkendala berlainannya bahasa yang dipakai manusia di belahan bumi ini.
Harapan kami semoga pameran kelompok Akar Timang yang bertajuk “Dialog Purba” ini, dapat merangsang ide kreatif dari seniman-seniman muda lainya untuk berkarya. Dan dalam kesempatan ini kami dari pihak Ars Longa [ruang seni] Yogyakarta memberikan ucapan selamat berpameran kepada kelompok Akar Timang. Ucapan terimaksih juga tak lupa kami tujukan kepada insan seni dan penikmat seni di Yogyakarta pada khususnya, atas apresiasi dan dukungannya pada acara ini.

“Maju Jaya Budaya Indonesia”

Yogyakarta, 11 Oktober 2009
Joko Budiyanto
Mewakili ARS LONGA [ruang seni] Yogyakarta


http://batuasaharteducation.blogspot.com/2009/10/pameran-seni-rupa-dialog-purba.html

Tidak ada komentar: