Sabtu, 24 Oktober 2009

PERFORMANCE ART
DARAH SUCI PEREMPUAN-Meizhtruation Performance
OLEH Enny Asrinawati DAN Oktaviani Puspitasari




Konsep Pertunjukan


Sebuah performance art dalam bentuk gerak dengan media kain putih, gendok, cat merah, rantai, kain jarik, plastik, dan boneka. Untaian gerak yang kaya dengan media yang di gunakan adalah sebagai simbol tentang perihal perempuan yang ingin disampaikan dari para perempuan yang terlibat di dalamnya.

Berbicara murni tentang perempuan dengan kodratnya, hingga pemberontakan akan sebuah pandangan yang setengah mata saja. Bukan karena darah yang murni di milikinya menjadi sebuah titik lemah akan kodratnya, namun justru adalah sebuah awal titik lahir dari sebuah perjuangan yang ada.

Sebuah awal kelahiran manusia menjadi awal dari kelahiran apa pun yang ada di muka bumi ini. Tanpa darah, tanpa rahim yang dimiliki perempuan, tidak akan ada kelahiran, tidak akan ada perjuangan, tidak akan ada kehidupan, tidak akan muncul karya karya megah di dunia. Bukan sebuah kejahatan, bukan sebuah pengkhianatan, bukan sebuah kemunafikan yang diinginkan untuk di pandang dengan congkak oleh suatu bangsa yang telah lahir dari ibu pertiwi mereka, namun memang begitulah adanya, dunia yang kejam telah merubah bayi bayi merah itu menjadi ganas, dan lalai akan masa ketika dia di lahirkan. Hingga tak jarang, perempuan perempuan pun hilang harap untuk melahirkan keturunan keturunan mereka, dunia yang kejam masih belum pantas untuk menerima bayi bayi mereka yang suci. Tapi bayi bayi itu tak pernah memilih akan lahir di mana, dari rahim siapa. Dia akan tumbuh dengan senidirinya dan dunia mengajarinya....

Tidak,
Jangan pernah Kau hancurkan
Harapan harapan kami
Dari bayi bayi kami yang suci...

Masih kah akan ada harapan itu, pada dunia yang bergitu megahnya sekarang. Yang akan mengajarkan banyak hal pada mereka, kebaikan, kejahatan, kemunafikan, dan mereka bebas memilih di mana pun jalannya.....masih ada kah....??

Aku akan melahirkan bayi bayi, yang akan kutitipkan padamu, pada dunia mu yang nyata...


Meizhtruation Performance


Lahir dari sebuah kegelisahan perempuan yang melihat mulai minimnya sebuah pertunjukan yang murni di gawangi oleh para perempuan saja di jawa timur. Maka di sini timbul keinginan untk menciptakan sebuah karya seni yang akan di lakoni oleh perempuan-perempuan saja. Hal yang disampaikan pun akan banyak berbicara tentang perempuan, meski pun di sini kami juga masih sangat butuh banyak belajar tentag banyak hal mengenai perempuan. Tapi ini lah kami, mencoba bergerak atas nama perempuan dengan kekayaan dan keterbatasan yang kami miliki, menggulirkan sebuah karya untuk dapat diapresiasi dan dinikmati sebagai karya seni performance.

Sekelompok perempuan lahir dari kota dingin, Malang, meski tidak seluruhnya lahir di Kota ini, namun setidaknya seluruhnya mengenyam pendidikan di sini. Dari bidang konsentrasi berkesenian yang berbeda, kami mencoba menyati di ruang perempuan ini. Mencoba mengentaskan segala perbedaan dan meraciknya di Darah Suci Perempuan ini.

Waktu & Tempat

Minggu, 25 Oktober 2009 pkl 16.30 wib
Di halaman sekretariat Dewan Kesenian Kota Mojokerto
Jl.Gajah Mada 149 Kota Mojokerto
Kerjasama dengan Biro Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto

Kontak:
Mohammad Misbakh 085 64 88 76 410
Komite Teater Dewan Kesenian Kota Mojokerto

Selain Kota Mojokerto, Meizhtruation Performance bermaksud menyelenggarakan performance di beberapa kota di Jawa Timar:
-Pusat Informasi Pariwisata Blitar, 28 Oktober 2009
-Ruang Terbuka Hijau kebun Binatang Probolinggo, 1 November 2009
-Selomangleng Kediri 15 November 2009
-Dampit Malang, 5 Desemebr 2009
-Stasiun Kota Baru malang, 6 Desember 2009


Profil Pelaku


Enny Asrinawati

Dalam Meizhtruation performance ini bertindak sebagai lakon demikian juga sutradara. Lahir di Kota Malang, asli sebagai perempuan, dan bergelut di dunia pertunjukan sejak masih duduk di Bangku SMU bersama Teater Lachen, yang kemudian dilanjutkan di Teater ARCa FIA Universitas Brawijaya Malang tahun 2001. Sempat aktif di Lembaga Pers Mahasiswa FIA UB; Menjadi sekretaris umum di Teater ARCa dan Komunitas Teater Universitas Brawijaya Malang pada tahun 2002; tahun 2002 aktif di Forum Pelepas Lelah – Pekerja seni Universitas Brawijaya dan tahun 2005 aktif di Teater Sampar Indonesia; Tahun 2006 bergelut di Padepokan Gunung Wukir Batu; serta merupakan pendiri laboratorium kesenian dengan nama Laboratorium P[i]lar Indonesia; bergabung dalam Teater 0341 yang mendadak berdiri dari kaum pekerja seni lepas di Kota Malang; dan gabung dalam satu proses pertunjukan dengan Teater Satrasia Univ. Kanjuruhan Malang, di mana pelaku menyelesaikan pendidikannya di Jurusan Bahasa & Sastra Indonesia. Banyak proses berkesenian yang di lakoni dari performance art, happening art, tari, dan pertunjukan teater, beberapa diantaranya: Bawang Putih Bawang Merah (1999-Teater Lachen); Kisah Cinta & Lain-Lain (2002- Forum Pelepas Lelah – Pekerja seni Universitas Brawijaya); Putri Malam (2003-Komunitas Teater Univ. Brawijaya); Senandung Klitoris Vs Zakar (2003-Komunitas Lapas Malang); Salam Terakhir (2004-Teater ARCa); Mentang-Mantang dari New York (2004-Komunitas Teater Univ. Brawijaya); Tenung (2005- Teater ARCa); Oidipus Sang Raja (2005-Teater Sampar Indonesia); Dalam Bayangan Tuhan (2006-Teater Sampar Indonesia); dalam Tandhak Setren (2006- Padepokan Gunung Wukir); Hidup, Harga Diri, & Kenyataan? (2006-Teater ARCa); Orang-Orang di Alas Puser (2006-Teater Bangkit Unisma); Reinkarnasi (2006- Pementasan 3 Kota Lab. P[i]Lar Indonesia); Tanda Silang (2007- Teater Sampar Indonesia); Sebuah Performance HUT Banyuwangi (2007- Teater 0341); Happening Art peringatan Perang Jalan Salak (2007); Ruang Gerak (2008- Teater ARCa); Lorong Waktu – The Sekuel of Ruang Gerak at Bali- (2008- Teater ARCa); Sobrat (2009-pentas 3 kota Teater Satrasia Univ. Kanjuruhan)


Oktaviani Puspitasari

Seorang perempuan yang lahir di Probolinggo 27 Oktober 1985, menyelesaikan pendidikan strata di fakultas hukum Universitas Brawijaya tahun 2007. Perempuan yang akrab di panggil Vivie ini mulai tertarik di dunia pertunjukan sejak tanpa sengaja ditunjuk ikut serta dalam pementasan drama di bangku Sekolah Dasar dengan judul ”Dukun Palsu” tahun 1996. Sejak saat itu mulai terjun dalam dunia per-teateran dengan melibatkan diri dalam organisasi teater sekolah pada saat SMU, yaitu di TRESA ( Teater SMU N 1 Probolinggo) pada tahun 2000-2003. Pada tahun yang sama ikut serta mendirikan Jaringan Teater se-Probolinggo (JTsP) yaitu suatu wadah teater di Probolinggo yang menampung para pelajar SMU se-Probolinggo dalam berkesenian. Setelah menginjakan kaki di dunia perkuliahan, pada tahun 2003 aktif dalam teater KERTAS di fakultas hukum Universitas Brawijaya sebagai Sekretaris Umum dan anggota dalam Komunitas Teater Universitas Brawijaya (KUTUB). Masih pada masa kuliah, aktif dalam laboratur kesenian yang bernama Laboraturium P[I]LAR Indonesia. Setelah lepas dari bangku perkuliahan, tahun 2007 mulai mendirikan teater lepas di kota Probolinggo yang sekaligus mengobati kerinduan di dunia teater yang sempat vacum, yaitu Teater Rimba. Beberapa proses dan pertunjukan kesenian yang pernah dilakoni antara lain : Dibalik Cinderella (2002 – TRESA), Wabah (2002 – JTsP), Kemauan (2002-JTsP), Lubang Hitam (2002 – JTsP), Pemuda Indonesia (2007 – JTsP), Pada Suatu Hari (2004 – teater KERTAS), Mentang-mentang dari New York (2004-KUTUB), Penagih Hutang (2005 – Teater KERTAS), Punuk Merindukan Apa? (2006 – Teater KERTAS), Orang-orang Alas Puser (2006 – Teater Bangkit Unisma), Reinkarnasi (2006 – Pementasan 3 Kota Laboraturium P[I]LAR Indonesia), Happening Art peringatan Perang Jalan Salak (2007), Surat Untuk Pemimpin (2007 – Teater Rimba), Pemilihan Umum (2007 – Teater Rimba).



Tidak ada komentar: