KOMIK MAGNETIK
Pameran 10 seniman komik
Penyelenggara:
ruangrupa
Waktu Mulai:
13 November 2009 jam 17:00
Waktu Selesai:
29 November 2009 jam 21:00
Tempat:
RURU Gallery, ruangrupa
Tebet Timur Dalam Raya No.6
Jakarta, Indonesia
Kurator: Ifan Ismail & Yudha Sandy
Seniman:
Erwan Hersi Susanto a.k.a Iwank, Fida Irawanto, Sulung Widya, Prihatmoko Catur a.k.a Moki, Ign. Ade, Rhoald Marcellius, Azisa Noor, Aji Prasetyo, Sheila Rooswita, Eko S. Bimantara.
Pembukaan pameran :
Jum’at, 13 November 2009 jam 17.00 – selesai
Dimeriahkan oleh:
Airport Radio
Pameran :
14 – 29 November 2009 (setiap hari jam 11.00 – 21.00, kecuali hari Minggu tutup)
RURU Gallery
ruangrupa
Jl. Tebet Timur Dalam Raya No. 6, Jakarta Selatan 12820
t/f: +62 21 8304220
e-mail: info@ruangrupa.org
www.ruangrupa.org
Sebagai lanjutan dari workshop kurator yang diadakan oleh ruangrupa satu tahun yang lalu, ruangrupa mengundang 2 kurator muda yang mengikuti workshop kurator tahun lalu: Ifan Ismail (Jkt) dan Yudha Sandy (Yk) untuk bekerja-sama sebagai kurator dalam pameran ini. Sama-sama aktif di dunia komik dan juga getol mengomik, keduanya mengundang 10 seniman komik generasi baru yang memiliki karya-karya yang segar baik dari segi cara bertutur, ide cerita maupun tehnik visualisasi yang berkarakter. Lewat kolaborasi 2 kurator muda; Ifan dan Yudha, pameran di RURU Gallery kali ini akan mempresentasikan perkembangan terbaru dari karya seniman-seniman yang intens bekerja dengan medium komik.
(RURU Gallery)
Telah lewat masanya menyesali status komik sebagai pariah, baik dalam dunia seni rupa maupun sastra. Kemunculan kembali komik Indonesia sejak pertengahan dekade 1990-an menandakan bahwa medium ekspresi yang satu ini tidak akan pernah mati, apa pun pandangan orang terhadapnya. Suka tidak suka, komik adalah magnet bagi perupa yang ingin mendongeng. Hingga kini, belum juga lewat masanya (meskipun seharusnya segera disudahi) komik dipersepsi hanya sebagai pameran skill gambar atau pose keren atau ekspresi asal-asalan. Tragisnya, persepsi itu justru laten di dalam dunia komik sendiri. Maka tidak berlebihan jika kita berharap didongengi lagi oleh perupa yang cakap bercerita lewat gambar, karena itulah intinya komik. Kali ini, dari balik hiruk pikuk komik Indonesia kiwari yang entah kapan bangkit, kami menggamit beberapa seniman komik yang niatannya bersahaja: menceritakan sesuatu.
(Ifan Ismail)
Kebebasan dan kesenangan… Seperti media pop yang lain, komik mempunyai magnet untuk digandrungi. Cara paling murah bagi anak muda untuk menunjukkan kualitas kehidupan, dan tampil seksi. Saya selalu mencermati event serupa beberapa kali sebelumnya. Pasti selalu muncul new comer, dan disaat yang bersamaan selalu ada yang komunitas yang tak terlihat lagi. Seperti ditelan bumi. Untuk pameran komik magnetik, kami memilih sepuluh artis komik atau komunitas. Penilaian yang utama adalah, konsisten. Mereka tetap berkarya, tidak ambil pusing apakah komik sedang ngehit atau tidak! Didukung oleh teknik yang cukup disiplin, bahkan membedah pokok medium. Karya yang dipamerkan, dibuat dalam rentang waktu lima tahun terakhir. Ide komiknya cukup beragam. Tentang keseharian rumah tangga, humor, satire yang mengomentari apapun, cinta melankolis sampai terasa sakit, petualangan anak-anak, eksperimen teknik kolase, dialog yang berputar dengan skenario garis lurus, bahkan komik dengan riset detail.
(Yudha Sandy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar