Rabu, 10 Juni 2009




DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG (hlm. 70-71)

Tuhanku
wajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal.

Anak menangis kehilangan bapa.
Tanah sepi kehilangan lelakinya.
Bukanya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia.

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara.
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku memasukkan sangkurku.

Malam dan wajahku
adalah satu warna.
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pikiran
kecuali menyadari
biarpun bersama penyesalan.

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah?
sementara kulihat kedua tanganMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku.
Erat-erat kugenggam senapanku.
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku.

Tidak ada komentar: