Selasa, 04 Agustus 2009

SENI KONTEMPORER

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi.Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi Seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.

Kata “kontemporer” yang berasal dari kata “co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Sehingga menegaskan bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Atau pendapat yang mengatakan bahwa “seni rupa kontemporer adalah seni yang melawan tradisi modernisme Barat”. Ini sebagai pengembangan dari wacana postmodern dan postcolonialism yang berusaha membangkitkan wacana pemunculan indegenous art. Atau khasanah seni lokal yang menjadi tempat tinggal (negara) para seniman.

Secara awam seni kontemporer bisa diartikan sebagai berikut:

1. Tiadanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, anarki, omong kosong, hingga aksi politik.
2. Punya gairah dan nafsu "moralistik" yang berkaitan dengan matra sosial dan politik sebagai tesis.
3. Seni yang cenderung diminati media massa untuk dijadikan komoditas pewacanaan, sebagai aktualitas berita yang fashionable.


Seni kontemporer dan seni posmodern

Kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut pandangan Yasraf Amir Piliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu. Sedangkan seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni posmodern, seni posmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris).

Perkembangan seni kontemporer Indonesia

Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang.

Konsep modernisasi telah merambah semua bidang seni ke arah kontemporer ini. Paling menyolok terlihat di bidang tari dan seni lukis. Seni tari tradisional mulai tersisih dari acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara atau seremonial saja.

Seperti diungkapkan Humas Pasar Tari Kontemporer di Pusat Latihan Tari (PLT) Sanggar Laksamana Pekanbaru yang tidak hanya diminati para koreografer tari dalam negeri tetapi juga koreografer tari asing yang berasal dari luar negeri. Sebanyak 18 koreografer tari baik dari dalam maupun luar negeri menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari kontemporer tersebut. "Para koreografer sudah tiba di Pekanbaru, mereka menyatakan siap unjuk kebolehan dalam pasar tari itu," ujar Humas Pasar Tari Kontemporer, Yoserizal Zen di Pekanbaru[1].

Lukisan kontemporer semakin melejit seiring dengan meningkatnya konsep hunian minimalis, terutama di kota-kota besar. Seperti diungkapkan oleh seniman lukis kontemporer Saptoadi Nugroho dari galeri Tujuh Bintang Art Space Yogyakarta, "Lukisan kontemporer semakin diminati seiring dengan merebaknya konsep perumahan minimalis terutama di kota-kota besar. Akan sulit diterima bila kita memasang lukisan pemandangan, misalnya sedangkan interior ruangannya berkonsep modern."[2]

Hal yang senada diungkap oleh kolektor lukisan kontemporer, "Saya mengoleksi lukisan karena mencintai karya seni. Kalaupun nilainya naik, itu bonus," kata Oei Hong Djien, kolektor dan kurator lukisan ternama dari Magelang. Begitu juga Biantoro Santoso, kolektor lukisan sekaligus pemilik Nadi Gallery. "Saya membeli karena saya suka. Walaupun harganya tidak naik, tidak masalah," timpalnya.

Oei dan Biantoro tak pernah menjual koleksinya. Oei memilih untuk memajang lebih dari 1.000 bingkai lukisannya di museum pribadinya. Karya-karya besar dari Affandi, Basuki Abdullah, Lee Man Fong, Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Widayat terpampang di sana bersama karya-karya pelukis muda.

Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu posmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), yang menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu.

sumber : http://id.wikipedia.org/
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pengertian Seni Rupa kontemporer

Sebelum kita membahas masalah ini lebih jauh kita perlu mengerti apa itu pengertian seni rupa kontemporer untuk mengetahui lebih jelas masalah ini . Kontemporer itu memiliki beberapa arti ;
1 .Hidup yang terjadi dalam kurun waktu yang sama
2 .Memiliki usia kurang lebih sama
3 .Berasal dari budaya masa kini
Jadi seni rupa kontemporer adalah seni yang berasal dari budayamasa kini yang terjadi dalam waktu kurang lebih sama

Membaca Seni Rupa Kontemporer
Seni rupa kontemporer atau seni rupa massa kini yang mulai menjauh dari nilai – nilai Estetika memang sulit dimengerti bagi orang awam dan seniman non akademik dimana seniman kontemporer tidak lagi tertarik pada pada suatu keindahan, keharmonisan dan kesedapan melainkan menggemparkan yang di tonjolkan secara vulgar dan serba menantang (Hartoko1992/59)
Dalam memahami seni rupa kontemporer ini kita akan mengunakan dan pendekatan kritik sebagai wahana pemahaman seni rupa kontemporer. Pendekatan dalam memahami seni rupa kontemporer bisa lewat latar budaya seniman, proses kreatif, karya dan masyarakat. Untuk memahami lebih jauh seni rupa kontemprer ada pendekatan –pendekatan seperti

Pendekatan Mimitil
Yaitu pendekatan dengan memperhatikan aspek refrensi yang berhubungan dengan kenyatan Empirik, lewat cerita, gagasan atau ide karna makna karya seni rupa kontemporer berada pada luar karya itu sendiri ,Untuk menemukan maknanya kita harus mampu menilai dan memahami ide ,prilaku yang membawa ke ekstra artistic dan aspek pilosopis yang membawa pancaran jiwa kepribadian yang di bawa si seniman berdasarkan pengalaman – pengalamanya


Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ini adalah dengan melihat sejauh mana karya itu mampu mewakili isi hati pencipta atau si seniman seperti kerakter ,penjiwaan dan penampilannya


Pendekatan Simiotika
Simiotika adalah ilmu tanda atau ilmu yang memplajari simbol – simbol jadi pendekatan simeotika adalah pendekatan melalui simbol yang bisa di jadikan analisis penilai


Pendekatan Sosial
Yaitu pendekatan yang lebih besar menghadirkan muatan yang lebih kontekstual dengan isi global


Pendekatan melalui kritik Holistik
pendekatan ini mulai dari tiga konponen seni secara integral yaitu Seniman, Karya seni dan pengamatnya yang melewati pendekatan Ginetic dan pendekatan Formal.Pendekatan ginetic yaitu tentang asal usul seniman sumber – sumber karya dan proses karya ,sedangkan pendekatan Formal yaitu pendekatan melalui bentuk – bentuk karya seninya dari segi struktur komposisi ekspresi serta penampilanya


Pendekatan Intrinsik
yaitu pendekatan lewat simbol, makna dan fungsi dari karya seni tersebut

Sehinga lewat beberapa pandekatan - pendekatan tadi semua penikmat seni dapat memahami seni rupa kontemporer dan mampu menilai suatu karyaseni kontemporer

Penulis ; Nyoman Suartawan .

sumber : http://www.geocities.com/

Tidak ada komentar: