Festival Seni Pasar Panji
Pasar Sebagai Ruang Apresiasi Seni
Penyelenggara:
Mataya Arts & Heritage
Waktu Mulai:
10 Oktober 2009 jam 10:00
Waktu Selesai:
11 Oktober 2009 jam 21:00
Tempat:
Pasar Windujenar
Surakarta, Indonesia
Telepon:
0816675808
Email:
infomataya@yahoo.com
Pembukaan
10 Oktober 2009 // 09.00 wib
- Sesaji Pura Mangkunegaran
- Brahmarupa Art Fashion
- Pergelaran Topeng Mbarang ( Padepokan Jengglong Joyo Mojosongo)
- Pentas Tari (Taily Leon - Venezuela )
- Pameran Fotografi by SHOOTBOX & FD. Sukhmana
pk.19.00 wib
- Macapat Panji ( Ki Agus Bimo - Umbul Brondong Klaten )
- Pentas Tari Grup Kemanak ( Fajar Satriadi dkk )
- Pentas Wayang Lintang Johar ( 6 Dalang Bocah Sanggar Sarotama )
11 Oktober 2009 // pk.10.00 wib
Pentas Tari
- Muslimin (Solo)
- Novita Lau (Jogjakarta)
- Jelajah Pasar Panji
Latar belakang
Menurut Poerbatjaraka, cerita Panji terjadi dalam zaman keemasan Majapahit (atau dalam masa akhir kejayaan kerajaan tersebut) dan ditulis dalam bahasa jawa Tengahan (1968:408--9). Penyebarannya ke luar Jawa terjadi dengan cara penuturan lisan. Dalam perkembangan selanjutnya cerita tersebut ditulis dengan huruf Arab-Melayu, dan cerita Panji dalam bentuk naskah Arab-Melayu itulah yang sangat mungkin diperkenalkan ke wilayah Asia Tenggara daratan (1968:409-10). Kini situs tradisi Panji masih terdapat dalam bentuk tari topeng Panji di Indramayu, Cirebon, Malang, Klaten; lukisan wayang beber di Pacitan (Jawa Timur) dan Gunungkidul (Jawa Tengah) dan lain-lain.
` Tokoh Panji yang merupakan tokoh pahlawan ciptaan orang Jawa (bukan pahlawan dari epic India) semula hanya dikenal dalam karya sastra. Ciri utama tokoh Panji dalam penggambaran relief dan arca adalah jika ada figur pria yang digambarkan memakai topi tekes, mirip blangkon Jawa, tapi tanpa tonjolan di belakang kepala (lebih mirip dengan bIangkon gaya Solo). Panji adalah tokoh manusia biasa, yang merupakan Pangeran Jawa dan bukan pahlawan pendatang seperti Rama dan Pandawa. Panji adalah sosok yang piawai berolah seni, seorang Maecenas kesenian Jawa masa lalu. Panji acap diceritakan sebagai pemain musik, penari, pemain drama (sendratari), penulis puisi, tokoh teladan masa lampau, dan keteladan perilakunya dalam mengembangkan lingkungan dengan cara-cara yang sarat dengan nilai ekologis. Keteladanan Panji sebagai seseorang yang dipredikati sebagai “pahlawan budaya” masa lalu (masa Hindu-Budha) itulah kiranya yang perlu diupayakan untuk dapat ditransformasikan bagi pengembangan kesenian lokal dan dan persoalan kebudayaan.
Pasar Windujenar yang baru diresmikan oleh Walikota Solo, Ir. Joko Widodo, pada 25 September 2009 lalu menjadi inspirasi untuk melakukan event Festival Seni Pasar Panji. Pasar Triwindu sejak 5 Juli 2008 mengalami pemugaran sesuai arsitektur budaya Solo. Pasar tradisional ini adalah pasar tempat penjualan benda-benda antik, yang dulu terkenal bernama Pasar Triwindu. Menurut sejarahnya, Pasar Windujenar dibangun pada 1939 sebagai peringatan ke-24 tahun atau tiga windu kenaikan tahta Mangkunegara VII. Mungkin karean sebab itulah pasar windu jenar juga dikenal sebagai pasar Triwindu. Sebelum dibangun pasar lokasi tersebut adalah kandang kuda. Menurut sejarahnya, Pasar Triwindu atau Windujer adalah hadiah ulang tahun ke-24 Gusti Putri Mangkunegara VII yang bernama Nurul Khamaril. Pasar yang diberi nama Triwindu artinya tiga delapan. Awalnya penjual di sini menggunakan sistem barter dengan menggelar barang dagangannya di meja-meja, karena semakin bertambah sejak 1960 mereka mendirikan kios. Di Pasar Windujenar ini, dipasang tiga topeng panji besar di wajah bangunan depan pasar sebagai hiasan eksterior. Tiga topeng yang terpasang di bangunan Windujenar itu tidak hanya sebagai hiasan eksterior belaka, melainkan menjadi spirit Panji yang menglilhami Festival Seni Psar Panji ini. Nilai-nilai kultural Panji menjadi inspirasi kreatif untuk menggerakan pertumbuhan pasar tradisional di Solo dan kepedulian masyarakat Solo terhadap pelestarian pusaka budaya serta ekonomi kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar