Jumat, 13 November 2009

Arsenic Fantasy
Waktu Mulai:
15 November 2009 jam 19:00
Waktu Selesai:
15 Desember 2009 jam 22:00
Tempat:
Gaya Fusion Art Space


Arsenic Fantasy

Pameran kali ini merupakan sebuah tonggak bersejarah dalam perjalanan Sinta Tantra di dalam meniti karir. Meski pun selama ini Sinta Tantra telah menyelenggarakan berbagai pameran berskala internasional, tetapi baru kali ini lah Sinta Tantra memiliki kesempatan untuk mempersembahkan hasil karya saya di Indonesia. Sinta Tantra sendiri mempunyai latarbelakang yang beragam dan penuh warna; lahir di kota New York, dan sebagai keluarga dari keturunan Bali, Sinta Tantra dan keluarga pernah tinggal di Indonesia, Singapura , Amerika dan Inggris. Menginjak dewasa, keterikatan Sinta Tantra terhadap Bali menjadi semakin kuat, dan sebagai salah satu “rumah” baginya, dia pun menyadari bahwa identitas itu tidak selamanya menetap dan pasti. “Identitas” itu sendiri bukan lah sebuah persoalan dimana kita dilahirkan atau darimana asal orangtua kita: tetapi lebih merupakan sebuah pengembangan perjalanan dari berbagai macam perbedaan yang ada; peran serta di dunia yang dibangun dari berbagai macam latar budaya, yang senantiasa berubah dan tidak permanen sejalan dengan arus globalisasi ekonomi.

Disponsori oleh British Council, Inggris, seniman yang bermukim di London, Sinta Tantra, mempersembahkan hasil karya seninya ke publik, sebagai bagian dari pameran tunggal terbesarnya di Indonesia pada bulan November di ruang pameran seni, Gaya. Pameran kali ini akan mengekplorasi ungkapan-ungkapan fantasi dan jati dirinya; yang secara bersamaan akan bermain-main dan juga merombak tataran yang ada dengan kekonsistenannya terhadap keluhuran nilai seni.

Selama bertahun-tahun, popularitas pulau Bali sebagai sebuah tujuan wisata asing telah dipandang sebagai sebuah pulau yang penuh keindahan dan seperti “surga”. Pada awalnya, hal ini mungkin terlihat sangat ideal tetapi ia juga menyimpan letupan-letupan ketika secara politis tidak tepat diterjemahkan sebagaimana peran yang sepatutnya. Saya ingin mengubah pandangan seperti itu, menghadapinya dengan menggunakan oxymoron
(suatu hal yang mengikat dua hal yang bertentangan sehingga dapat berljalan di dalam suatu kesatuan dan menghasilkan suatu harmoni yang indah) dalam pemilihan tema pameran kali ini. “Imajinasi Arsenik” memainkan ide dari sebuah situasi ketidakteraturan yang berasal dari kehancuran, kerakusan dan hedonisme – yang secara singkat, dapat diibaratkan seperti madu dan racun.

Terinspirasi dari visualisasi yang dilihatnya dari berbagai logo bendera dan grafik yang ada, Tantra secara dramatis merubah ruang galeri dengan serangkaian mural yang monumental. Penataan yang dilakukan secara dinamis atas berbagai motif dan bentuk grafik seperti figur para penari, nyiur kelapa dan pola yang terinspirasi dari motif batik membangkitkan aura nostalgia dan nasionalisme. Secara keseluruhan terlihat adanya nada keterbukaan and optimistik dalam karya Tantra, merefleksikan permainan ruang dan penggunaan imajinasi visual.

Sinta Tantra tertarik dengan skala, penempatan dan bahan materi – menciptakan design yang meliputi dinding gedung; melihat ruang sebagai suatu kesatuan, mencuplik seni arsitek, bentuk dan tataruangnya. Sangat penting bagi Sinta Tantra untuk membawa masuk pengunjung yang datang dan menggiring mereka masuk ke dalam sebuah perjalanan baik secara visual maupun secara fisik. Penataan saya selalu mengenai ruang – menanggapi ruang, menyadari tubuh kita akan adanya ruang, menjadikan kita bertanya bagaimana sebuah ruang dapat mempengaruhi kita dari dalam diri kita dan bukan sebaliknya”

Imajinasi Arsenik mengembangkan sebuah tema yang lebih jauh dari apa yang telah dieksplorasi oleh Sinta Tantra sebelumnya. Keriangan yang tampak di permukaan, , sekat-sekat yang tidak kaku antara bentuk grafik dan ruang secara fisik, ide penggelaran, penggabungan yang berlimpah. Pameran ini juga menandakan beberapa peninggalan dari sang artis, terutama sekali peninggalannya akan warna-warna cerah dan nada-nada yang kuat selama ini. Penggunaan kuas yang lebih halus telah menghasilkan sebuah lukisan yang lebih mendalam dari karya Sinta Tantra, memberi keanggunan tersendiri dalam sebuah tekanan dengan keajaiban visual terkini serta kepercayaan diri yang kuat akan penggunaan skala ruang.

Sinta Tantra telah menghasilkan beberapa karya seni di Inggris antara lain lembaga seni public di Southbank Centre, Camden Council and Transport kota London. Sinta juga telah memenangkan berbagai penghargaan seni bergengsi antara lain Pyramid Award senilai delapan ribu poundsterling dari Deutsche Bank, The Hendry Moore Postgraduate Award and the Westminster’s City Council Civic Award. Lulus dari sekolah seni terkemuka, Slade School of Fine Art dan Royal Academy of Arts. Pameran tunggal internasional Tantra di Bali disponsori oleh British Council. Baru-baru ini, beberapa hasil karyanya juga telah dibeli oleh UK Government Art Collection dan proyek-proyek mendatang antara lain projek tunggal dengan Stanley Picker Gallery, Kingston University di London. Untuk informasi dan melihat karya seni Sinta Tantra lebih lanjut dapat di akses melalui website www.sintatantra.com



English Version

"This exhibition marks a truly important point of my career. Although I have exhibited internationally in the past, it is the first time I'm showing work in Indonesia. I have quite an eclectic background; born in New York, our Balinese family lived in Indonesia, Singapore, America and the UK. Growing up I developed quite a strong affinity to Bali, considered it as one of my many ‘homes’ and quickly learnt that 'identity' was neither fixed nor stable. ‘Identity’ was not about where you lived or about where your parents came from; rather it was about developing a series of differences; establishing a role in the world that was culturally constructed, wholly transient and constantly changing in relation to a globalised economy."

Sponsored by the British Council UK, London based artist Sinta Tantra, acclaimed for her public artworks and installations, stages her first major international solo show this November in Indonesia's prestigious Gaya Art Space. The exhibition explores ideas surrounding fantasy and identity; simultaneously celebrating as well as deconstructing surface surface sheen, seduction and faith in artifice.

"Over the years Bali's popularity as a tourist destination has meant that it has been seen by many Westerners as an exotic island or 'paradise'. Though this may seem idealistic from the first, there is also a danger of it being politically misinterpreted as playing the submissive role or 'other'. I wanted to pierce that stereotype, subvert it and make use of an oxymoron within the title. 'Arsenic Fantasy' plays with the idea of a dystopia derived from decadence, excess and hedonism - in short, a cocktail of poison / pleasure."

Inspired by the visuals found in flags and graphic logos, Tantra dramatically transforms the gallery with a series of monumental murals. The dynamic arrangement of motifs and seminal graphics of dancing figures, palm tress and batik inspired patterns establishes a sense of nostalgia and nationalism. Overall, there is an outward and optimistic tone in Tantra’s work reflected in the playful use of space and command of visual imagery.

"I'm interested in scale, placement and materiality - creating a design which wraps around the walls of the building; encompassing the space as a whole, taking charge of its architecture, form and layout. Its important for me to direct the audience towards a visual as well as physical journey. My installations are always about space - responding to a space, making our bodies aware of space, enabling us to question how space affects us from the inside out and not from the outside in."


Arsenic Fantasy develops further the themes examined in Tantra’s past work. The delight in surface image, the porous boundary between pictorial and physical spaces, the ideas of spectacle, submergence and superabundance. The show also represents several departures for the artist, primarily her move away from brighter colours and vibrant tones. The use of a more refined palette has developed new pictorial depths in Tantra’s work, enabling an elegance held in tension with the allure of her updated visuals and a confident use of scale.

Sinta Tantra’s acclaimed work in the UK has included public art commissions for the Southbank Centre, Camden Council and Transport for London. She has won numerous awards for her work, including the prestigious £8000 Deutsche Bank Pyramid Award, the Henry Moore Postgraduate Award and the Westminster’s City Council Civic Award. Graduated from the Slade School of Fine Art and then the Royal Academy of Arts, Tantra's first international solo show in Bali received a grant award from the British Council. Her work has recently been acquired by the UK Government Art Collection and future projects include a solo project with Stanley Picker Gallery, Kingston University in London. For more information and images of work please visit www.sintatantra.com



GAYA Art Space
Jalan Raya Sayan, Ubud, Indonesia 80571
P. +62 (0) 361 979252 / 979253
F. +62 (0) 361 975895



Tidak ada komentar: