Jumat, 22 Januari 2010

"I SENSE"

Waktu Mulai:
27 Januari 2010 jam 19:00
Waktu Selesai:
12 Februari 2010 jam 17:00
Tempat:
Galeri Canna Jl. Boulevard Barat Raya Blok LC 6 No.33-34 Kelapa Gading Jakarta Utara 14240.

Keterangan
Pameran "I Sense" menampilkan lima perupa muda Bali dengan lima
kecenderungan ekspresi karya yang berbeda-beda. Kelompok perupa ini
memiliki latar belakang yang sama, yaitu dari Gianyar, suatu daerah
yang terkenal dengan denyut kehidupan keseniannya di Bali. Secara
akademis, mereka menyelesaikan pendidikan lanjut di FSR ISI
Yogyakarta. Dapat dikatakan, para perupa ini cukup luwes untuk belajar
mengenali berbagai perbedaan aliran seni di Jogja dan Bali.
Keterbukaan itu pada gilirannya menjadi sebuah inpirasi dan sebuah
tantangan tersendiri bagi mereka untuk membuat berbagai eksperimen
bentuk, teknik dan gagasan.

Apa yang kita lihat pada pameran "I Sense" ini adalah sebuah fase
perjalanan kreatifitas mereka. Mereka mencoba merepresentasikan
sejumlah pengalaman batin dan pengalaman di luar diri mereka. "I
Sense" merupakan tema kurasi yang sekaligus menandai kecenderungan
umum mereka berkarya. "Sense" di situ mengisyaratkan cara ego mengolah
impuls dalam dan luar diri ego. Selain rasio, ada dorongan untuk
mengarungi berbagai jenis refleksi dan pengalaman dengan mengutamakan
olah rasa. Dampak dari olah rasa itu mengakibatkan mereka menjadi peka
untuk mengamati, menata dan mengolah material dan komposisi bentuk
karya. Cara seperti itu umumnya mendasari sikap karya mereka.

Lebih jauh dapat dikatakan, "Sense" di situ juga mewakili hubungan
antara pemahaman taksu (kode spiritual di Bali) dan estetika
universal. Ada komunikasi yang cukup dekat dan dinamis antara dua kode
tersebut. Komunikasi antar kode itu tidak terpisah dari konteks budaya
yang melatari kemunculan lima perupa muda Bali ini. Bagi saya, itu hal
yang menarik untuk kita telusuri lebih jauh, dan sekaligus membuka
mata kesadaran kita. Bahwa walaupun insan seni kini memandang cara
perupa Bali berekspresi kini telah jauh berbeda, namun tetap ada jenis
kesadaran membedakan dirinya dengan nilai-nilai dari seni rupa modern
Barat misalnya. Sebab itu, dengan sengaja tema pameran mencoba
menghadirkan kembali estetika rasa itu dengan cara " I Sense".


Sudjud Dartanto,
Independent Curator & Lecturer


The exhibition "I Sense" features five young artists Bali with five
tendency by the expression of different. These artists group
have the same background, ie from Gianyar, a region
the famous artistic pulse of life in Bali. In
academic, they completed advanced education in the FSR ISI
Yogyakarta. It could be argued, the artists are flexible enough to learn
recognize the differences in the arts stream Jogja and Bali.
Openness is in turn becomes a inpirasi and a
challenge for them to make various experiments
forms, techniques and ideas.

What we see in the exhibition "I Sense" This is a phase
their creative journey. They tried to represent
number of inner experience and experience outside of themselves. "I
Sense "is the theme that Curation marked tendency
their common work. "Sense" on it suggests how the ego process
impulses within and outside of the ego. In addition to the ratio, there is incentive to
across various types of reflection and experience with the priority
if the taste. The impact of sense if it led them to be sensitive
to observe, arrange and process the material and the composition of
work. Such a way that generally underlie their work attitude.

Furthermore it can be said, "Sense" on it also represents the relationship
between understanding taksu (spiritual code in Bali) and aesthetic
universal. There are close enough communication and dynamic between the two codes
it. Communication between the code does not separate from the cultural context
behind the emergence of five young Balinese artists. For me, that thing
interesting for further explored, and at the same time opening
the eyes of our consciousness. The art that although human beings are now looking at ways
Balinese artists to express much different now, but still there are types
consciousness distinguishes itself with the values of modern art
West for example. Therefore, with the theme of the exhibition deliberately tried
bring back a sense of aesthetics in a way "I Sense".

Sudjud Dartanto,
Independent Curator & Lecturer



Tidak ada komentar: