Pameran Biennale Anak " Dokumen- KU"
Waktu Mulai:
15 Januari 2010 jam 15:10
Waktu Selesai:
21 Januari 2010 jam 21:10
Tempat:
Taman Budaya Yogyakarta
Keterangan
Tgl 15 Januari 2010 : Pembukaan Pameran
Karnaval Jam 15.00
Pembukaan Tgl 15 Januari 2010 Jam 16.00 -
Tgl 16 Januari 2010 : Pembukaan pasar dol - dolanan d...i kota ceria
Wonderland (Taman Budaya Yogyakarta
(Jam 14.00)
Tgl 16 - 22 Januari 2010 : Pameran Karya Seni Visual Anak
Workshop Seni Visual
Talkshow dan Melukis bersama
Seminar dan workshop
Pentas Seni dan Atraksi Kreativitas anak
Pasar kreativ dol - dolanan
Pameran buku anak
Pesta kuliner dan jajanan
Judul: Besok Juma't Sore, BIENNALE ANAK BAKAL DIMULAI
Sejumlah seniman prihatin melihat kecenderungan orangtua saat ini yang kerap memaksakan kepentingannya kepada anak. Karena itu, digagas Biennale Anak, sebuah perhelatan budaya. Dalam ajang ini, anak-anak bisa mengekspresikan diri sendiri sesuai dunia dan keinginannya.
Direktur Biennale Anak Yuswantoro Adi menjelaskan, Biennale Anak dengan tema "Dokumenku" akan berlangsung 15-22 Januari di Taman Budaya Yogyakarta. Sebanyak 283 anak berusia 4-18 tahun terlibat dalam acara ini.
Selama acara, panitia menggelar sejumlah kegiatan mulai dari pameran karya seni anak berupa lukisan, foto, video, mural, karnaval, pertunjukan seni, pemutaran film anak, seminar, bedah buku, workshop, hingga Pasar DolDolanan. "Seluruh kegiatan melibatkan anak karena acara ini memang kami dedikasikan untuk anak. Panitia hanya fasilitator. Kami mencoba agar keterlibatan anak-anak dalam setiap acara lebih besar," ujar Yuswantoro, Rabu (13/1).
Ia menuturkan, gagasan Biennale Anak ini muncul karena keprihatinan terhadap kondisi anak masa kini. Saat menjadi juri lomba melukis, ia menemukan karya lukis peserta seragam. Setelah ditelusuri ternyata memang banyak sanggar lukis yang mengajari anak untuk melukis dengan standar tertentu sesuai pikiran orang dewasa.
"Anak diajari lukisan yang bagus itu seperti ini, harus begini dan sebagainya. Anak justru tidak ditanya lukisan bagus menurut mereka itu seperti apa," tuturnya.
Sutradara teater Nano Asmorodono yang juga menjadi panitia mengatakan, fenomena yang ditemukan dalam lomba seni lukis juga terjadi di banyak bidang lain. Orang tua kerap mendaftarkan anak- anaknya ikut lomba dan melakukan apa pun agar menang. Orang tua memaksakan kepentingannya sendiri terhadap anak sehingga kebutuhan anak justru tidak diperhatikan.
Biennale Anak akan dibuka Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Pelukis seperti Nasirun dan Djoko Pekik akan berbagi ilmu kepada anak-anak. Panitia lainnya, Sigit Pius, menambahkan, salah satu kegiatan dalam Biennale Anak ini adalah Pasar DolDolanan. Di pasar ini, anak-anak bisa memainkan peran sebagai polisi, pegawai kantor imigrasi, penjaga toko, atau pengunjung. Mereka bisa mengenal sistem, memahami aturan main, dan mencari strategi agar bisa bertahan.
"Di pasar ini berlaku uang dolan yang bisa diperoleh dengan menukar barang yang mereka bawa seperti pakaian bekas, mainan, alat tulis, dan sebagainya. Anak-anak harus kreatif sehingga bisa mendapat uang dolan itu dan bermain dengannya," tuturnya. (ARA)
Sumber berita cetak.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar