Panggung Musikal OJAI (Opera Jelajah Anak Indonesia)
Pkl 16.00 & 19.00 (KISAH BATU BELAH BETANGKUP Sutradara: Tom Ibnur)
Tanggal:
07 Maret 2010
Waktu:
16:00 - 19:00
Tempat:
Teater Salihara
Jl. Salihara no.16 Pasar Minggu, Pejaten Barat (dekat UNAS)
Jakarta, Indonesia
Keterangan
Minggu, 7 Maret 2010, 16:00 & 19:00 WIB
Sunday, March 7, 2010, 04:00 & 07:00 PM
Panggung Musikal OJAI (Opera Jelajah Anak Indonesia)
Musical Performance OJAI (Opera Jelajah Anak Indonesia/ Opera of Indonesian Children’s Explorations)
KISAH BATU BETANGKUP
TALE OF A STONE THAT OPENS AND CLOSES
Sutradara/ Director: Tom Ibnur
Teater Salihara
Panggung musikal Batu Belah Betangkup ini berangkat dari sebuah dongeng rakyat dari Bengkalis, Riau, yang berkisah tentang dua orang anak yang melanggar perintah ibunya dan melarikan diri ke hutan, dan di sana “ditelan” alam—hingga akhirnya sang ibu mencari dan hendak membawa mereka pulang. Pertunjukan terdiri atas dongeng berpantun (yang dibawakan oleh Tom Ibnur), tari dan musik Melayu (senandung, mak inang, joged, zapin), serta aneka permainan anak tradisional Melayu (kulik-kulik elang, tam-tam buku, sapu-sapu rangik, cak-cak mimin). Diperankan para pemain berusia antara 5-18 tahun, pertunjukan ini ditujukan untuk khalayak usia kanak hingga dewasa. Tim kreatif pertunjukan yang disutradarai oleh Tom Ibnur ini antara lain: Didin Siroz (penulis skenario), Armen Suwandi (penata musik), Sugeng Yea (penata panggung), dan Iskandar Loedin (penata cahaya).
HTM Rp 50.000,-
Pelajar/mahasiswa Rp 25.000,-
Reservasi tiket di loket salihara 021-7891202, 0817-077-1913
Waktu operasional:
Senin-Jumat pukul 09:00-19:00 WIB
Sabtu pukul 16:00-19:00 WIB
Minggu dan hari libur nasional tutup, kecuali ada acara. Bila ada acara, waktu operasional diperpanjang hingga pukul 21:00 WIB.
========================================
The musical Batu Belah Betangkup is based on a folktale from Bengkalis, Riau, about two children who disobey their mother and run away to the forest where they are “swallowed up” by the nature that surrounds them—until their mother comes searching in hopes of bringing them home. The performance consists of the story told orally (by Tom Ibnur), Malay dance and music forms (senandung, mak inang, joged, zapin), and a variety of traditional Malay children’s games (kulik-kulik elang, tam-tam buku, sapu-sapu rangik, cak-cak mimin). Presented by young people aged 5-18, this performance is geared for audiences of all ages from children to adults. The creative team working with director Tom Ibnur includes: Didin Siroz (scriptwriter), Armen Suwandi (musical arranger), Sugeng Yea (set designer), and Iskandar Loedin (lighting designer).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar