Jumat, 26 Maret 2010

ATTENTION! PROJECT : Penampilan dan Representasi Ke-aku-an



Waktu Mulai:
25 Maret 2010 jam 16:00
Waktu Selesai:
27 Maret 2010 jam 18:00
Tempat:
di jalanan kota Semarang


Karamba Art Movement mengadakan Visual Art Exhibition on The Street dengan tajuk Attention! Project : Penampilan dan Representasi Ke-aku-an. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan Attention! Project : Penampilan dan Representasi Ke-aku-an, dimana sebelumnya kami telah mengambil kuesioner dan gambar yang direspon oleh anak muda Semarang. Tema yang kami angkat adalah penampilan anak muda Semarang saat ini, serta faktor apa saja yang melatarbelakangi penampilan tersebut.

Pameran akan dilaksanakan di :
.: Unnes (taman depan rektorat Unnes) : Kamis 25 Maret 2010, 16.00 - selesai
.: Jl. Pahlawan (depan patung kuda) : Jumat 26 Maret 2010, 09.00 - selesai
.: Undip (depanFakultas Ilmu Budaya) : Jumat 26 Maret 2010, 14.00 - selesai
.: Tembalang (depan Gedung Serba Guna ) : Jumat 26 Maret 2010, 16.00 - selesai
.: Kota Lama (samping gereja blenduk) : Sabtu 27 Maret 2010, 09.00 - selesai
.: Tugu Muda : Sabtu 27 Maret 2010, 17.00 - selesai

------------------------------------------------------------------------------------------

ATTENTION! PROJECT : Penampilan dan Representasi Ke-aku-an

Dalam masyarakat modern, setiap manusia adalah performer. Setiap individu memiliki peranan masing-masing di dalam lingkungan sosialnya. Dalam masyarakat yang heterogen, persentuhan antar budaya cenderung dinamis dan mewujudkan perubahan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan dihadapkannya banyak pilihan bagi setiap orang untuk mencoba hal yang berbeda serta selalu berubah, baik dalam perbuatan maupun peranan sosial, salah satunya adalah cara berpenampilan.
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 892) penampilan adalah suatu proses, perbuatan, atau cara menampilkan. Penampilan juga bisa didefinisikan sebagai suatu keseluruhan yang tampak baik itu postur tubuh, anggota tubuh, juga busana, aksesoris, dan make-up.
Cara berpenampilan (gaya pakaian, dandanan rambut, pemakaian aksesoris, dll.), selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, merupakan bagian dari pertunjukan ke-aku-an. Setiap orang bisa memilih penampilan yang mereka inginkan dengan mengimitasi ikon budaya yang ada, maupun menciptakan sendiri penampilan mereka agar berbeda dengan orang lain.

Berpakaian lebih dari sekadar kegiatan menutupi tubuh demi kehangatan, kesopanan, maupun kenyamanan. […] kebiasaan berpakaian kita lebih cenderung menciptakan ‘wajah’ yang secara positif membangun suatu identitas daripada menyamarkan tubuh alami atau identitas sebenarnya
(Craik 1994:4-5)

Anthony Synnott dalam Tubuh Sosial memberikan penjelasan bahwa penampilan tidak sekedar penanda gender saja, tetapi juga merupakan cerminan ideologi pada subkultur tertentu. Contohnya : gerakan kaum Hippie, Skinhead, Punk, dll. Globalisasi beserta seluruh perangkat penyebarannya, televisi, majalah, internet, dan bentuk-bentuk media massa yang lain, berperan besar dalam mempopulerkan suatu bentuk penampilan ke seluruh dunia, meskipun banyak terjadi pergeseran nilai sehingga berbeda dengan konsep awalnya.

Cara berpenampilan seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang. Faktor-faktor tersebut bisa diidentifikasi sebagai kreativitas, dengan pemahaman bahwa semua orang ingin tampil beda dan dianggap berbeda pula oleh orang lain. Kemudian ada faktor pengaruh ideologi kelompok dan tekanan teman sepermainan, status sosial, bombardir iklan-iklan media, serta unsur kesenangan ( pleasure and fun ). Unsur kesenangan ini bisa kita lihat dengan banyaknya generasi muda yang mengimitasi, mengkonsumsi atau mencampurkan berbagai macam penampilan dengan atau tanpa referensi jelas terhadap makna asalnya.
Kecenderungan perkembangan kota-kota di Indonesia yang semakin modern dan semakin heterogen masyarakatnya, membuat penampilan menjadi sesuatu yang cair dan tidak bisa dikotak-kotakan lagi. Lalu bagaimana dengan Semarang? Sebagai ibukota propinsi Jawa Tengah, generasi muda Semarang tentunya banyak mendapat pengaruh budaya yang beragam. Bagaimana penampilan anak muda Semarang saat ini? Latar belakang apa yang membuat mereka berpenampilan seperti itu?
Berangkat dari ini, Karamba Art Movement mengadakan kegiatan Attention! Project : Penampilan dan Representasi Ke-aku-an untuk menjawab rasa keingin-tahuan kami akan hal tersebut.


Tidak ada komentar: