01 April 2010 jam 19:30
Waktu Selesai:
13 April 2010 jam 20:00
Tempat:
Tujuh Bintang Art Space
Jl Sukonandi 7 Yogyakarta, Indonesia
EVORAH (Evil of Rabbit Head)
Setan Berkepala Kelinci!.
Membaca judul ini, setidaknya membuat kita mengeryitkan dahi atau bergumam dalam hati, “opo tho maksude?” apa maksudnya? Dari judul itu, seolah terbaca dua makhluk yang saling bertolak belakang di”kawin”kan pada satu situasi. Setan dan Kelinci, tentu mempunyai perbedaan yang sangat jauh bertentangan, dari sifat, fisik sampai alam hidupnya, jelas bertolak 180 derajat. Namun, sebenarnya bukan pada bagian itu fokus kita, tapi bagaimana penciptaan karya-karya mengagumkan dari seorang Kyre yang terbungkus dalam pameran tunggal bertitle “EVORAH (Evil of Rabbit Head)” dapat tersaji manis dihadapan kita, itulah yang menjadi sentral perhatian.
Kyre?
Siapa Kyre? Ialah Oky Rey Montha Bukit, seorang perupa muda yang menekuni ilmu Desain Komunikasi Visual di ISI Yogyakarta, juga penggiat komunitas seni Tempatkencink Visual Art Comunity Yogyakarta yang gemar membaca dan membuat komik. Selain namanya yang unik, kegiatan, minat studi dan hobi pemuda ini nampak biasa saja. Namun jangan dulu salah menerka, kesemua hal yang biasa dari dirinya itu menyimpan berbagai hal luar biasa. Hal-hal yang muncul dari dalam diri, melalui pengaruh luar, lingkungan, keluarga, atau pengalamannya. Semua hal itulah yang kemudian menjalari tiap nadi, syaraf ataupun pikiran dan hati orang muda ini sebagai “Racun”. Ya, racun yang baik, racun positive yang membawanya pada akumulasi ide brilliant.
Kembali pada EVORAH, mengapa kemudian Kyre menamai pameran tunggalnya ini dengan sebutan demikian? Tak banyak yang tahu masa kelam Kyre belasan tahun dibelakang, masa dimana ia merasakan tekanan-tekanan, tekanan yang mengakumulasi terus-menerus dimasa lalunya itu berpuncak pada “perlakuan kasar” orang-orang terdekatnya. Mungkin disitulah tolak awalnya, perlakuan kasar itulah yang meracuni karya-karya Kyre. Dalam karya-karyanya, Kyre ingin melontarkan umpatan, ledekan, gumam, bahkan gurauannya pada masa silamnya yang kelam. Tapi kenapa bentuk demonstrasi hati bernada protes ditampilkan dengan warna-warna pastel yang cerah, lembut dan penuh hingar bingar? pengemasan ekspresi seperti itu sebagai rangkaian proses detaksikasi (proses membuat racun menjadi netral) dan tereduksi menjadi tawar, tak berbahaya. Sehingga seorang Kyre bebas membuat penegasan realisasi dirinya dalam karya, bahwa saat kemarahan “Setan” disajikannya diatas kanvas, dia ingin tetap menjadi kelinci yang menggemaskan, makhluk jenaka yang mampu menghibur siapa saja. Sungguh percikan ide yang luar biasa! Mari kita sama-sama selami kedalaman fikiran dan hati orang muda ini melalui deretan karya-karya istimewanya. Dan silakan bermain dengan fantasi Anda masing-masing.
Selamat Berpameran!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar