Jumat, 23 April 2010

Pameran Video "... yang taksa [ambigu]"



Waktu Mulai:
31 Maret 2010 jam 19:00
Waktu Selesai:
13 April 2010 jam 19:00
Tempat:
CCF Jakarta (Salemba), Jl. Salemba No. 25 Jakarta Pusat


CCF / Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta menyelenggarakan pameran video :

... yang taksa [ambigu]

Oleh Akbar Yumni, Adel Maulana Pasha, Bagasworo Aryaningtyas, Gelar Agryano Soemantri, dan Syaiful Anwar
Pembukaan : 31 Maret 2010 pukul 19.00 WIB
Pameran : 1 s/d 13 April 2010
Tempat : CCF / Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta
Jl. Salemba Raya no. 25, Jakarta Pusat 10440 - Telp. (021) 390 85 85

Pameran foto ini menampilkan visual yang kadang selalu bisa menang atas ide. Kemampuan representasinya, membuat visual selalu lebih bisa berhubungan langsung dengan pengalaman. Visual sebagai simbol fitrahnya adalah sebagai dua sisi mata uang, yakni kemampuannya menyatakan kebenaran dan kebohongan. Dua sisi mata uang tersebut bisa mengendalikan satu sisi menentukan sisi yang lainnya dan sebaliknya. Sehingga kesadaran visual sebenarnya bisa dipertanyakan ulang, yang kemudian juga di saat yang bersamaan mempertanyakan ulang tentang pengalaman.

Keseharian kota pada dasarnya lebih banyak ditangkap melalui pengalaman visual. Bahkan kultur industri media massa yang memobilisir ragam visual, intensitasnya telah menjadi bahan acuan kita dalam memandang realitas kota. Sejauh mata memandang di dalam ruang kota adalah pamflet dan iklan, dan kesadaran masyarakat kota menjadi pantulannya. Sehingga relasi konsumsi menjadi ‘objektivitas semu’ dalam relasi antar manusia dan masyarakat.

Mempertanyakan ulang keseharian kota setidaknya adalah mengkonstruksi ulang bingkai visual. Setidaknya merekam dan mengedit visual adalah mengenali dibalik kecederungan alamiah visual ada kuasa nilai bahkan institusi. Setidaknya mengembalikan fitrah visual sebagai ‘ketaksaan’, sebagai upaya membangun spiritualitas kedua dari visual sebagai ‘yang benar’ atau ‘yang bohong’. Dari sini, pengalaman sebenarnya bisa menjadi sesuatu yang lebig ‘tebal’ dibanding pengetahuan, setalah atas nama ‘efisiensi’ dalam term modern ternyata juga tidak pernah bisa raba.

Tidak ada komentar: