Rabu, 10 Juni 2009


MASMUR MAWAR

MASMUR PAGI (hlm. 57-58)

Kata-kata masmur ini
timbul dari asap dapur
yang mengepul ke sorga
dan di atas tungku dapur itu
istriku merebus susu —
rahmatMu yang pertama.
Kata-kata masmur ini
lari ke lembah-lembah
dan di tepi cakrawala
mereka kawini sepi
yang lama menantinya.
Lembu-lembu masuk ke air
mengacau air yang jernih
menentang senja
dan hari kiamat.
Maka
di udara yang segar
bersebaranlah bau minyakwangi
dari jubah malaekat,
TubuhMu yang indah
Kau baringkan di gunung yang tinggi
dan nampaklah dari bawah
bagai awan mandi cahaya.
Bebek-bebekpun bertelor
kerna Kau jamah dengan tanganMu.
Ikan-ikan jumpalitan dalam air
dan padi melambai-lambai
menegurMu.
Pohon-pohon cemara di gunung
menggelitiki tapakkakiMu
dengan cara yang jenaka.
Kaupun lalu bangkit
pindah ke lain cakrawala
menggeliat dan bersenam indah
lalu melangkah menaiki matahari.
mendaki, mendaki,
mengeringkan celana dan bajuku
yang dicuci oleh istriku.

Tidak ada komentar: