Rabu, 10 Juni 2009
SAWOJAJAR 5, YOGYA (hlm. 43-44)
Memasuki pintu halamannya
kujumpai pohon-pohon yang kabur
kerna malam sudah turun.
Rumahnya bagai kotak
penuh cahaya dan jendela.
Ia duduk main piano
nampak punggungnya
dan rambutnya yang panjang
dua jalinan.
Inilah tempat yang damai
di mana gelora dosa diredakan.
Tempat membasuh kaki yang payah
jang telah berjalan dengah resah
menempuh kekosongan dan kebimbangan.
Di sini urat-urat ditenangkan
setelah menggelepar sia-sia
kerna gairah dan gelora remaja.
Meliwati berlusin pemberontakan
berlusin kekalahan
dan berlusin kenakalan
yang menghadang bencana,
kutemuilah juga hiburan ini.
Segelas air dingin
dan kasih sepasang mata.
Piano menggemakan keindahan dan peradaban;
kursi-kursi, bunga-bunga, dan gambar-gambar menjinakkan darahku
Pelan-pelan kudekati ia dari belakang.
Pelan-pelan kujamah kedamaianku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar